KONTEKS SOSIAL BUDAYA DAN PENGGUNAAN HEDGES DALAM ARTIKEL PENELITIAN: KAJIAN PRAGMATIK
Abstract
Hedges ‒ ekspresi linguistik seperti perhaps, may (dalam bahasa Inggris), mungkin, sepertinya (dalam bahasa Indonesia) ‒ merupakan piranti retorika yang terbukti efektif dalam mencapai persuasi dalam penulisan artikel penelitian. Studi ini bertujuan untuk mengetahui apakah konteks sosial budaya berdampak terhadap frekuensi penggunaan hedges dalam artikel penelitian. Corpus yang berisi 52 artikel berbahasa Inggris dibandingkan dengan corpus yang juga berisi 52 artikel, keduanya ditulis oleh penutur asli bahasa tersebut. Artikel yang dianalis dalam penelitian ini diambil dari dua disiplin ilmu (linguistik terapan dan kimia) dan dipublikasi antara tahun 2007 dan 2010. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penulis penutur asli bahasa Inggris menggunakan hedges lebih sering secara signifikan dibandingkan dengan penulis penutur asli bahasa Indonesia, Mann-Whitney U = 578,50, n1 = n2 = 52, p < 0,05, r = -0,49. Dalam paper ini akan disuguhkan argumentasi bahwa perbedaan frekuensi penggunaan hedges merupakan refleksi dari perbedaan paham kesantunan (politeness) yang dianut oleh kedua kelompok penulis artikel penelitian tersebut